Sabtu, 06 Desember 2008

kisah di tukang cukur

selasa malam kira-kira jam 9. saya baru turun dari bis Mayasari 27 jurusan Blok M - Bekasi. seperti biasa saya melangkahkan kaki saya ke penitipan motor langganan saya untuk mengambil motor. namun malam itu saya tidak langsung pulang dikarenakan saya harus memotong rambut untuk acara keesokan harinya.

saya memutuskan mencari tukang cukur didekat rumah namun malam itu tukang cukur yang biasa saya gunakan jasanya sudah tutup, setelah berkeliling saya melihat satu tukang cukur yang masi buka. maka tanpa pikir panjang saya parkirkan motor saya didepan kiosnya.

terlihat disana ada seorang pria kira-kira berumur 35 tahun sedang dicukur, dan tukang cukurnya kira-kira berumur 40 tahun.

setelah kurang lebih 10 menit berlalu akhirnya tiba giliran saya untuk dicukur. kira ditengah proses cukur sang tukang cukur memulai pembicaraan.

tukang cukur : waah rambutnya tebel dan panjang gini boleh ya di tempat kerjanya mas?
saya : saya masih kuliah pak (emank gw dah keliatan tua ya /swt )
TC : hoo kuliah dimana de? kok baru pulang gini hari ? pasti jauh ya
saya : di blok M pak
TC : waah jauh ya, kesana naik motor?
saya : ngak ga kuat naik motor cape. jadi naik bis motornya dititip
TC : hoo iya memang bagus begitu bisa tidur
saya : .....................................
TC : di universitas mana de?
saya : Al-Azhar pak
TC : ooo bapak tahu keponakan juga ada yang kuliah disana tapi lupa jurusan apa
saya : ......................... /swt
TC : ambil jurusan apa de
saya : hukum
TC : hukum apa ? pidana , perdata atau apa
saya : hukum ekotek ( ekonomi dan teknologi)
TC :hoo jaman bapak sih pas semester 5 ada penjurusan lagi , kamu semester berapa?
saya : 3
TC : hoo masih baru ya
saya : iya.
TC : bapak juga sarjana hukum juga dari bandung

kemudian sang tukang cukur itu bercerita tentang masa lalunya. masa muda yang berfoya-foya cuma bersenang-senang ama teman-temannya. setelah lulus dah diterima dipemda jadi pns keluar karena gajinya kecil mau jadi lawyer karena gajinya lebih gede. magang trus ujian disuruh bayar keluarganya ga mampu. beralih ke bidang lain dia berfikir bidang hukum itu kotor dan singkat cerita merantau ke bekasi jadi tukang cukur

setelah bercerita tentang masa lalunya kami mulai berbicara ttg dunia hukum sekarang dan si tukang cukur tau banyak bahkan lebih tahu dari saya ( saya baru percaya cerita masa lalunya )

tak berasa sudah selesai proses cukurnya setelah basa basi dan bayar saya mengendarai motor pulang. di perjalanan saya berfikir. ah tar gw jadi tukang cukur lagi atau lebih parah. ahh harus lebih fokus kuliah nih

hasil cukurannya sih mengecewakan tapi saya mendapat cerita yang berharga dari sang tukang cukur tadi

Malam Pilu Berujung Penghulu

"Ini pidana murni."

Entah apa yang dipikirkan Puspa, 18 tahun, bukan nama sebenarnya, saat menerima pinangan HK, 23 tahun. Jawaban "ya" meluncur dari bibir tipisnya. "Mereka akan menikah habis Lebaran Haji," ujar Budi Alfiawan, 40 tahun, kakak sulung Puspa, kepada Tempo, Ahad lalu.

Pelaminan menjadi akhir dari kasus perkosaan yang menimpa Puspa. Miris mengingat calon suaminya adalah orang yang pernah merenggut kesuciannya. Kasus itu terjadi pada 17 Agustus dinihari. Puspa, saat itu berusia 17 tahun, sedang berkencan dengan Abdul Rahman, 19 tahun. Lalu telepon seluler pacarnya itu berdering. Rekan Rahman mengajak bertemu di sebuah sekolah dasar di Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur.

Hanya ada sepi saat sejoli itu tiba di lokasi. Lalu, lima polisi dari Satuan Narkotika Kepolisian Resor Jakarta Timur menghampiri mereka. Rahman ditangkap karena dituding pengedar ganja. Puspa yang tidak terbukti bersalah diantar pulang oleh Brigadir Dua HK.

Dalam perjalanan pulang, HK melancarkan niat busuknya. "Kalau tidak mau masuk penjara kayak pacar kamu, harus check-in sama saya," ujar Puspa, mengikuti ancaman HK. Ia sempat menolak. Tapi akhirnya siswi kelas III di sebuah sekolah kejuruan di Jakarta Timur itu pasrah ketika HK membelokkan mobilnya ke Motel Bumiputera, di depan Stasiun Jatinegara. Dari pukul 2 hingga 4 dinihari, HK dua kali melampiaskan nafsu setannya.

Setelah bungkam dua bulan lebih, Puspa "curhat" kepada pacarnya saat menjenguknya di tahanan. Rahman mengadukan hal itu kepada Budi, yang lalu melaporkannya ke polisi dan Komisi Nasional Perlindungan Anak.

HK mendapat hukuman akibat laporan itu. "Saat ini dia dibebastugaskan," kata Kepala Kepolisian Resor Jakarta Timur Komisaris Besar Hasanuddin.

Merasa terpojok, HK melalui keluarganya membujuk keluarga Puspa berdamai dengan cara ampuh: perkawinan. Awalnya, usul ini ditolak karena pernikahan bukan dilandasi cinta. "Jangan-jangan nanti adik saya malah sering disiksa," kata Budi.

Namun, setelah berembuk, mereka menerima lamaran itu. Budi beralasan, nama baik si bungsu dari delapan bersaudara itu kadung tercemar. Pertimbangan lain adalah keuangan. Ketimbang Rahman yang pengangguran dan menjadi tahanan pula, masa depan HK dinilai lebih moncer. "Ketauan polisi, punya gaji tetap," kata Budi.

Puspa, kata Budi, sudah dua kali bertemu dengan HK setelah peristiwa perkosaan. "Mereka ngomong baik-baik," katanya. Pernikahan akan berlangsung pertengahan bulan ini. Tidak ada kenduri besar di rumah Puspa di Cipinang Besar Selatan nantinya. "Nikahnya di bawah tangan," kata Budi. Pertimbangannya, Puspa masih duduk di bangku sekolah. "Nanti resminya kalau sudah lulus," ujarnya.

Pernikahan menjadi akhir yang antiklimaks bagi kasus perkosaan polisi terhadap anak di bawah umur ini. "Laporannya sudah saya cabut pada 10 November lalu," kata Budi. Meski demikian, kata dia, HK tetap dikenai sanksi: penundaan kenaikan pangkat dan mutasi.

Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan pencabutan laporan itu tidak bisa menghentikan penyidikan kasus perkosaan. "Ini pidana murni," ujar dia kemarin. Arist menduga jalur pernikahan ditempuh pelaku untuk meringankan tuntutan. "Saya akan minta Kepala Polres untuk tidak menghentikan kasus ini," kata dia.

Kepala Polres Jakarta Timur Komisaris Besar Hasanuddin belum bisa berkomentar mengenai perkembangan kasus ini karena tengah beribadah haji. "Saya sedang mau salat," katanya melalui telepon kemarin.ISTI|REZA MAULANA

sumber : koran Tempo 3 desember 2008

gw baca di bis hahah

----------------------------------------------------------

kasiihan ya cwonya

dunia dah rusak dah jelas pidana murni yang ngelakukannya polisi lagi

apakah si cwe ga mikir perasaan cwo yang dipenjara?, apakah cinta begitu murah ditukar dengan gaji seorang polisi?.ini jaman siti nurbaya ya ? kalo bukan jaman siti nurbaya kenapa tuh cwe nurut aja ya? dah modern bu, masi banyak cwo yang mau nerima cwe second juga.